Senin, 26 Oktober 2015

7 Buah Langka Dari kedalaman Pulau Kalimantan


Mengunjungi Kalimantan di kala musim buah adalah sebuah anugerah yang tiada tara. Apalagi jika anda bersedia untuk masuk hutan. Kita akan dimanjakan oleh alam dengan berbagai macam buah yang tak bisa kita dapatkan di pasar, apalagi di supermarket. Bulan November sampai Maret adalah bulan yang cocok untuk berburu buah hutan Kalimantan Timur. Ada banyak lagi jenis buah yang aneh dan sungguh sensasional, baik dari segi bentuk dan rasa. Buah-buah tersebut bahkan hanya dikenal oleh beberapa kampung saja. Jangan coba mencarinya di kota kecamatan. Di kampung berbeda saja kita akan mendapatkan jenis buah yang berbeda. Berikut 7 Buah Langka Dari Pulau Kalimantan, yaitu :

 1. Buah Wanyi


Buah wanyi ini dagingnya bewarna putih rasanya manis keasam-asaman dan berbau sangat tajam. buahnya
lonjong seperti mangga, ukurannya lebih besar dari buah mangga. Ada yang bahanya darai wanyi ini, yaitu Getah pohonnya, jika kita terkena getahnya efeknya gatal-gatal. Buah wanyi hidup di hutan kalimantan, dan paling banyak terdapat di Kaltim, sayang buah ini susah sekali di temui apa lagi daerah di kota-kota, kalau pun ada palingan cuma 1 pohon saja yang masih hidup


2. Buah Ihau

Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai Barat menyebutnya Duku. Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan. Layaknya pohon-pohon yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung enggang dan satwa lainnya. Pada musim buah kali ini (Desember-Pebruari) buah Ihau masih dapat ditemukan dipasar-pasar tradisional di pedalaman Mahakam. Namun kali ini buah Ihau juga dapat ditemukan di penjual buah pinggir jalan di Samarinda. Ketika ditanya asal buah, penjual menjawab asalnya bukan lagi dari pedalaman Mahakam yang memikili hutan-hutan yang lebat, namun buah ihau telah dikebunkan oleh petani di pinggiran kota Samarinda, tepatnya di Desa Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Jika dahulu orang menjual buah ihau dengan takaran bekas kaleng susu ukuran kecil, kini buah ihau dijual dengan takaran kilogram layaknya buah-buah lainnya. Harga satu kilo gram yang ditawarkan pedagang buah berkisar antara Rp.15.000 hingga Rp. 20.000. Harga ini cukup pantas jika bersaing dengan buah klengkeng impor apalagi mengingat sudah langkanya buah ini.


3. Buah Rambai

 Musim buah Rambai ini setahun sekali ini. Buah rambai berasa manis-manis masam, dengan buah yang berisi 2-4 juring. Buah ini hampir mirip dengan langsat / Duku, yang membedakanyaRambai menyebar dari Indomalesia ke arah Pasifik Barat. Biasanya kemunculan buah rambai ini merupakan tanda bahwa musim buah akan segera berakhir. Alhamdulillah, beberapa jenis buah telah kucicipi pada musim buah kali ini. Sebenarnya masih banyak buah-buahan khas pedalaman yang belum sempat kurasakan karena memang tidak terlalu banyak dihasilkan dan hanya dijual pada daerah-daerah tertentu saja, seperti buah durian merah, lahong dan buah tarap.


 4. Buah Kapul

Buah Kapul sungguh sangat mirip dengan buah mangis. Hanya kulitnya persis seperti kulit kayu. Beda lainnya adalah pada ujung buah tidak terdapat bentuk bintang, sedangkan di pangkal tangkainya tidak terdapat mahkota. Buahnya ada dua jenis Kapul berdaging putih dan kapul berdaging kuning. Jika manggis setiap buahnya terdiri atas lima biji, kapul hanya terdiri dari empat buah saja. Warna daging buah putih. Ada juga kapul yang daging buahnya kuning. Rasanya? Persis rasa manggis.


5. Buah Keledang

Buah Keledang termasuk buah langka bumi Kalimantan. Bentuknya persis nangka. Demikianpun daging-bu. Hanya ukurannya mini. keledang merupakan buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami. Pohonnya dapat menjulang tinggi mencapai 30 meter dan berdaun lebar dan sedikit berbulu. Pohon keledang dapat berbuah sejak 5 tahun setelah tanam. Tumbuh diberbagai jenis tanah dan umumnya dihutan tropis dan penuh dengan humus. Buah Keledang (Artocarpus lancifolius Roxb) termasuk Famili Moraceae (suku nangka-nangkaan). Kerabat dekatnya buah Mentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Sukun, Selanking, Benda, dan Nangka. Buah Keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Buah keledang termasuk salah satu buah buahan eksotis hutan Kalimantan (Borneo) yg tumbuh merata di seluruh daratan pulau ini. Bersyukur, ketika musim buah pada Desember ini di Kota Samarinda, masih banyak penjaja buah dipinggir jalan yang menjualnya. Buah sebesar genggaman tangan orang dewasa dijual dengan harga Rp. 2500 per buahnya. Sungguh harga yang murah untuk buah yang sudah jarang ditemukan ini. Pelestarian Pohon Keledang belum mendapat perhatian, begitupun dengan buah buah eksotis hutan Kalimantan lainnya. Padahal potensi tumbuhnya sangat mudah dengan perbanyakan melalui biji yang disemai. Jika buah nangka harus dibuka dengan pisau, buah keledang cukup diputar saja. Setelah diputar, buah akan terbuka. Selanjutnya, biji-biji ranum berwarna orange yang terpisah dari kulit buah segera tampak dan menantang kita untuk menikmatinya. Rasanya sangat nikmat. Jika nangka dan cempedak berbau, keledang sama sekali tidak. Sehingga mereka yang tidak suka buah yang beraroma pasti akan menyukai keledang.


6. Buah Tarap

Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet yang ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan, seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya sangat manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan segera pulih. Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai buah tarap.

7. Buah Bemotong

Buah bemotong menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah. Warnanya merah segar. Namun segera akan berubah kecoklatan begitu kita kutip dari pohonnya. Buah yang ukurannya seujung balpoin ini tersusun dalam tandan. Warna daging buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada biji kecil ditengahnya. Saat menikmati, kita bisa telan saja biji kecil ini, seperti saat kita makan manggis

Sabtu, 28 Februari 2015

Sinka Island Park, Singkawang – Kalimantan Barat

simping island - Kalimantan Barat : Sinka Island Park, Singkawang – Kalimantan Barat
Sinka Island Park, sebuah kawasan wisata andalan yang berada di daerah Singkawang Kalimantan Barat, sekitar tiga jam perjalanan dari Pontianak.
Selain pantai Pasir Panjang, sebuah lokasi wisata alam yang lebih dahulu dikenal masyarakat, kawasan Sinka Island Park dibangun dengan menggabungkan konsep wisata pantai dan kebun binatang..
ada beberapa obyek wisata yang berada di Sinka Island Park, yaitu Sinka Zoo, Rindu Alam, pantai Simping dan pantai Bajau.
Berikut 3 obyek wisata di sekitarnya, Sinka Zoo, pantai Simping dan pantai Bajau
1. Sinka Zoo.
Sinka Island Park adalah salah satu obyek wisata yang berada di Jalan Malindo Teluk Karang, Kelurahan Sedau, kota Singkawang, Kalimantan Barat. yang jaraknya hanya sekitar 8 km dari kota Singkawang. Obyek wisata ini terletak di teluk Mak Jantuh atau teluk ka. Ang. Lokasi ini dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 3 jam dari ota pontianak dan sekitar 30 menit dari kota Singkawang. Sinka Island Park adalah perpaduan antara wisata alam dan wisata modern.
Sinka Island Park merupakan sebuah kawasan wisata yang sengaja dibangun sebagai sarana hiburan bagi masyarakat kalimantan Barat. khususnya untuk warga singkawang. Sinka Island Park didirikan oleh PT. Sinka Island Park yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak Antoni Suwandi, S.H. yang selesai dibangun pada bulan April 2007. Sinka Island Park juga telah mendapatkan Izin LK ( Lembaga Konservasi ) pada tanggal 17 Desember 2007 (SK.441/Menhut-II/2007).
Tempat wisata ini memiliki keindahan pantai yang masih alami. Pengunjung dapat menikmti pemandangan pantai dengan menaiki delman atau kuda yang dapat disewa di obyek wisata ini. Di kawasan wisata ini juga terdapat beberapa fasilitas pendukung lain, Seperti olam renang, dan beberapa kios minuman dan makanan yang menyediakan berbagai macam sajian kuliner yang lezat.
Sinka Zoo merupakan salah satu area yang paling populer di Sinka Island Park. Sinka Zoo adalah sebuah kebun binatang dengan topografi yang berbukit–bukit. Area Sinka Zoo berada di bagian selatan Sinka Island Park, yaitu sekitar 500 meter setelah memasuki ke dalam kawasan Sinka Island Park. Konsep pada Sinka Zoo hampir sama dengan di Taman safari. Di Sinka Zoo, pengunjung dapat berkeliling di kebun binatang ini dengan menaiki mobil. Selain itu, pengunjung juga diperbolehkan untuk turun dari mobil jika ingin berfoto-foto dengan hewan-hewan. Untuk masuk ke dalam Sinka Zoo ini, pengunjung akan dikenai tiket masuk dengan harga Rp.10.000 per orang.

Koleksi satwa

Koleksi satwa di Sinka Zoo ini tergolong cukup lengkap. Pengunjung dapat melihat hewan–hewan secara lebih dekat. Pengunjung dapat memberi makan ke beberapa hewan, misalnya kerbau albino dan rusa. Selain itu, pengunjung di sini juga dapat berfoto dan memegang langsung  ular sanca yang habitat aslinya raagaimana telah diprogramkan. Total keseluruhan koleksi satwa yang terdapat di Sinka Zoo ini brazil.
jumlah sekitar 275 ekor yang terdiri dari Aves sebanyak 137 ekor, mamalia sebanyak 117 ekor, dan reptil sebanyak 30 ekor (data bulan Desember 2008).
Satwa lain yang hidup di sini adalah harimau, gajah, singa, jerapah, siamang, beruang madu, burung kakaktua, ular, kera, orang utan, burung kasuari, buaya muara, buaya senyulong, julang emas, kangkareng hitam, bermacam – macam kelang ( Seperti Burung Elang Laut ) dan Cangak, dan masih banyak lagi.  Satwa-satwa yang ada di Sinka Island park ini ada yang berasal dari sumbangan dan juga hasil tukar menukar dengan lembaga konservasi anggota PKBSI.
2. Pantai Simping
Selain bisa berkunjung ke Sinka Zoo, tempat wisata lain yang dapat dikunjungi adalah pulau simping. pulau simping merupakan sebuah pulau yang kecil dan mungil. Dari Sinka Island Park, pulau ini dihubungkan oleh sebuah jembatan. Untuk menuju lokasi pantai Simping. Harga tiket Rp 15.000, sama seperti di Sinka Zoo.
sinka island - Kalimantan Barat : Sinka Island Park, Singkawang – Kalimantan Barat
Sinka Zoo Dari kejauhan - Kalimantan Barat : Sinka Island Park, Singkawang – Kalimantan Barat
Kondisi pantai Simping lebih ramai dibandingkan Sinka Zoo. Areal parkir penuh dengan sepeda motor, mobil pribadi dan bis. para pengunjung lebih tertarik melihat pantai daripada kebun binatang. Di lokasi ini juga terdapat banyak warung makanan dan minuman, penjaja souvenir dari kulit kerang, kolam renang serta meja kursi yang disediakan di sepanjang tepi pantai. Namun sayang, kondisi pantainya berlumpur, sehingga para pengunjung banyak yang memilih berenang di kolam renang, duduk-duduk di tepi pantai atau menyeberang jembatan untuk melihat pulau terkecil di dunia.
3. Pantai Bajau
tiket masuk Harganya Rp 20.000 per orang. Sama seperti di Sinka Zoo dan pantai Simping, Di lokasi ini tampak beberapa tempat baru didirikan, seperti mushola dan tempat mandi.
Berbeda dengan pantai Simping yang berlumpur dan pantai Pasir Panjang, di sepanjang pantai Bajau banyak dijumpai batu-batu besar, Meskipun demikian, pihak pengelola menyediakan atraksi wisata pantai berupa perahu pisang (banana boat), perahu yang mampu membawa 6 orang penumpang dan ditarik menggunakan speed boat ke arah laut. Tarifnya untuk 6 orang adalah Rp 200.000 selama 15 menit.
Cukup banyak pengunjung yang tertarik naik perahu pisang. Karena hanya disediakan 2 buah perahu pisang, pengunjung harus antri menunggu giliran untuk naik.
Sebenarnya, Sinka Island merupakan sebuah kawasan wisata yang sengaja dibangun sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya untuk warga Singkawang. Di tempat wisata ini, Anda bisa menikmati keindahan pantai yang masih alami. Pengunjung bisa menikmati pemandangan pantai dengan naik delman atau kuda yang dapat disewa di objek wisata ini.
Selain itu, di kawasan wisata ini juga terdapat beberapa fasilitas pendukung lain yang tidak kalah menarik seperti kantin, kolam renang, dan beberapa kios minuman dan makanan yang menyediakan berbagai macam sajian kuliner yang lezat

Senin, 05 Januari 2015

Pantai Gosong, Singkawang – Kalimantan Barat

panorama pantai gosong - Kalimantan Barat : Pantai Gosong, Singkawang – Kalimantan Barat
Bau laut yang harum dan hamparan pasir putih dengan sejuknya angin pantai pasti menjadi impian setiap orang. Sebuah tempat yang akan dituju ketika tekanan terlalu berat dan hidup seakan bertumpu pada satu titik monoton adalah pantai.  pantai yang menawarkan nuansa tenang dan damai.
Pantai yang memberikan tempat luas untuk bernaung di bawah hangat matahari dan sejukanya belaian angin sepoi. Pantai yang mengingatkan manusia untuk melihat dunia dari sudut pandang berbeda.
Pantai yang berisikan karang yang teguh meski terus dikikis air asin, biota laut yang tak pernah bosan meskipun setiap hari melakukan rutinitas yang sama, ayunan rumbai kelapa yang tak pernah berhenti mengikuti alunan angin, juga jumlah pasir yang tak terhitung banyaknya tak pernah lelah menumpu berat kaki-kaki yang menapakinya.
Semua kebijaksanaan kehidupan seakan terkandung di dalam pantai dan menjadikan tempat ini sebagai tempat untuk melakukan meditasi dan rekreasi.
Lokasi
Gosong Telaga nama sebuah kota kecil yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Letaknya persis di lintas jalan raya yang menuju Ibukota Kabupaten Aceh Singkil. Dari jalan raya tersebut masuk ke arah pantai hanya sekitar dua kilo meter dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Dari Pontianak sudah cukup mudah, kita hanya tinggal melewati jalan antar kota sambil menyisir pantai di bagian barat pulau Kalimantan. Sebab pantai ini cocok untuk anda yang suka petualangan dan suka mencari fakta tersembunyi.
Wisata .
Pantai Gosong memang memiliki hakikatnya pantai, yaitu hamparan pasir putih dan airnya asin. Air asin tapi berwarna pekat keabu-abuan, Hanya disini bisa anda temukan. Letak pantai yang sangat dekat dengan muara sungai ini memunculkan percampuran antara air asin dengan lumpur yang keruh.
Pantai ini masih sangat alami dan jarang dikunjungi. Mungkin karena orang-orang lebih suka pantai dengan air yang jernih, mungkin juga karena pantai Gosong ini tidak memungkinkan pengunjung untuk berenang.
Nama Pantai Gosong ini sendiri berawal dari kejadian kebakaran di kawasan ini sehingga menyisakan hutan kayu dengan arang-arang. Sesuai dengan warna arang yang hitam, nama pantai Gosong ini juga cukup tepat jika disandingkan dengan warna airnya yang keruh. Pantai ini cenderung tenang, sehingga cocok untuk anda yang ingin melakukan refleksi sendirian.
Sepanjang anda menyusuri pasir di pinggir pantai, anda akan jarang melihat sampah-sampah plastik bertebaran. Memang rasanya seperti tempat pribadi saja karena masih jarang dikunjungi pelancong. Anda bahkan dapat menyusuri pantai ini sampai ke pulau Semesa jika airnya surut. Pantai ini masih benar-benar alami.
Belum ada manajemen yang mengatasi tempat wisata ini, namun itulah yang membuatnya terkesan begitu alami. Jauh dari orientasi modal, untung dan rugi. Pantai ini sangat tepat untuk melakukan kegiatan perkemahan, karena tempatnya yang tenang dan sisi independen karena fasilitas yang ada seadanya.
Tentu saja camping tanpa ada listrik menjadi tantangan tersendiri bagi anda. Terletak di sebelah selatan kota Singkawang, perjalanan sekitar satu jam yang anda tempuh mungkin terasa lumayan jauh meskipun banyak objek wisata lain yang memakan waktu lebih lama dari perjalanan menuju Pantai Gosong ini.
Sebelah barat pantai ini dibatasi oleh bukit bebatuan setinggi kurang lebih 30 meter di sebelah barat. Jika anda berjalan-jalan melintasi batas bebatuan ini, anda akan melangkahkan kaki anda di pulau kera. Di depan pantai Gosong ini juga ada dua pulau kecil bernama pulau Semerang, atau disebut juga Semesak oleh sebagian orang, dan pulau Tempurung.
Di salah satu pulau inilah anda akan bertualang. Melalui medan yang licin dari bebatuan, naik turun dan sedikit curam, anda akan sampai di pulau yang luasnya tidak sampai satu hektar ini. Perjalanan melewati medan licin ini mungkin akan berlangsung sekita 30 menit, disana anda akan mendapati empat ekor monyet berkeliaran.
Anehnya, bagaimana mungkin monyet bertahan hidup disana, Bahkan pohon buah pun tidak ditemukan. Dan yang aneh lagi, anda akan menemui satu ekor monyet dengan warna sedikit keabu-abuan yang menurut warga setempat dianggap keramat. Pantai ini akan terlihat sangat eksotis jika dilihat dari ketinggian Tebing Bunga, dalam sekejap anda pasti merasa ingin terjun langsung menuju pantai alami ini.
Jika anda merasa lapar, datanglah menuju pemukiman warga di sekitar pantai. Mereka menjual ikan-ikan segar dengan harga terjangkau dengan nasi dan sambalnya. Tenang saja, dijamin murah karena mereka tidak memberi patokan harga yang pasti untuk makanan yang mereka sajikan.
panorama pantai gosong - Kalimantan Barat : Pantai Gosong, Singkawang – Kalimantan Barat
pantai gosong - Kalimantan Barat : Pantai Gosong, Singkawang – Kalimantan Barat
Di wilayah ini, anda pun dapat menyaksikan pemandangan perkebunan kelapa yang tertata rapi meskipun cukup rapat, perahu-perahu nelayan yang sedang merapat di pesisir pantai, juga perkampungan nelayan yang tidak begitu padat sehingga menimbulkan nuansa yang tenang dan damai. Sungguh tempat yang tepat bagi anda yang ingin mencoba berkemah di alam lepas